inilah kehidupan. yang pergi akan digantikan yang datang. yang datang, menggantikan yang pergi. pertengahan bulan lalu saya ngepost tentang temen saya yang baru melahirkan. tentu saja, semuanya bahagia menyambut orang baru, bayi kecil yang sudah ditunggu selama berbulan-bulan. akhirnya, seseorang datang di kehidupan kita. bayi kecil cantik yang cantiknya mirip saya tentu saja. calon princess seperti saya. tapi kemudian, setiap yang datang, akan ada yang pergi. satu contoh bandara, ada terminal kedatangan, ada terminal keberangkatan. dan seperti itu juga kehidupan kita.
awal bulan ini, tepatnya tanggal 6 Februari 2012, seluruh keluarga besar MAN ICG berduka, termasuk saya didalamnya. seorang guru saya dulu, guru Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), bapak Alm. Drs. Ujang Hasanuddin dipanggil Allah Swt. sungguh, saya shock dan tidak percaya. rasanya seperti diingatkan kembali akan perasaan saya Desember 2008 dulu, saat almarhumah sister saya dipanggil Allah Swt. ya, seperti itu rasanya. shock dan tidak percaya.
waktu itu sekitar jam 9.47 malam, saya dapat sms dari teman saya, Ina. isinya kira-kira seperti ini "eh, katanya Pak Ujang meninggal ya? sekarang lagi ribut di grup (BBM) :( " (FYI, saya bukan pengguna Blackberry bukan karena tidak suka gadget, tapi karena terlalu 'banjir' dan saya memang tidak butuh BB kalau harus berkomunikasi jarak jauh. yang penting bisa SMS dan telepon dan lagi pesan di BBM pun butuh sinyal dan saldo yang cukup, jadi apa bedanya dengan telepon seluler biasa? :) ). back to the story, saya kaget dan balas smsnya, "serius?? jangan-jangan hoax" tapi saya pikir lagi, tidak mungkin hal seperti ini dibuat main-main. Astaghfirullah. saya benar-benar kaget sampai-sampai menyangka berita itu tidak benar adanya. kemudian dengan membabi buta (karena saya manusia, mungkin seharusnya saya menulis 'memanusia buta'. gak penting) saya mengirim sms ke nomer orang-orang tanpa pandang bulu, termasuk ke salah seorang kakak kelas yng baru saja menikah, ka Lina. maaf yaa kakak sudah mengganggu waktunya :). dan jawabannya sama "ya, serius, beliau meninggal".
Astaaggaaaaaa.....
benar-benar tidak menyangka akan kehilangan beliau secepat ini. temen saya Ina kemudian mengajak saya untuk melayat ke rumah duka. beruntungnya saya, di rumah saat itu ada 'teman' saya dengan motornya. dan beruntungnya lagi, dulu saya sempet jalan-jalan bareng Ibu Cica, Bu De, Bu Mul, dan Ka Fatma, (guru-guru MAN ICG dan alumni kakak kelas saya) dan lewat disebuah perumahan di desa Toto dan salah satu dari beliau (saya lupa siapa) menunjukkan ke saya dan Ka Fatma kalau rumahnya Alm. ada diperumahan itu. saya kemudian mengajaknya untuk datang ke rumah duka. setelah ganti pakaian dan izin ke mama, saya pun meluncur ke Toto. sebenarnya mama khawatir, saya keluar sudah hampir tengah malam. dan saya juga khawatir karena tidak pernah keluar rumah selarut ini. tapi kemudian saya mikir, kalau saya tidak datang melayat, entah kapan lagi saya akan bertemu beliau, meskipun saat saya tiba nanti, hanya akan bertemu jenazah beliau. karena jenazah akan dikubur di Garut, tempat kelahiran alm.
sekitar setengah jam perjalanan, saya sampai di rumah duka. banyak guru-guru MAN ICG, alumni, guru-guru dari sekolah alm. (ya, tidak lama saya lulus dari MAN ICG, alm. pindah mengajar ke sekolah lain). saya langsung mengambil tempat dekat Ina. seperti reuni, tapi rasanya lain. beda. sesak rasanya. ada sesuatu di dalam dada saya yang seperti menghimpit. saat saya sampai jenazah sedang dimandikan. kemudian saya ingat pertemuan saya yang terakhir dengan alm.
tahun lalu, 2011, sekitar bulan Mei-Juni, saya lupa. waktu itu saya masih di Makassar. saya bersama teman saya, Astried jalan-jalan di MTC. waktu itu kami di lantai Basement 1 sedang mengantri di ATM Centre. keluar dari ATM Centre, saya melihat alm. berdiri di depan lift. saya dekati pelan-pelan, kemudian menyapa alm. ternyata alm sedang ada kegiatan di badan keuangan (?). saya ditanya alm. jalan sama siapa dan saya mengenalkan teman saya ke alm. khas dari alm. yang selalu saya (dan pastinya kita semua) ingat, bahwa saat alm. menyebutkan namanya, alm selalu mengulangi namanya dan ada sedikit perasaan bangga yang tersirat ketika alm. menyebut Hasanuddin :). beberapa saat, saya pamit ke alm. ada lagi khas alm., saat sedang mengajar dan bercerita di kelas, pasti ada kata "JEDDDEEERRR". pernah juga waktu itu, alm. mengartikan nama-nama kami sekelas :) dan saya lupa apa arti nama saya :). Alm. juga dulu suka ngajakin kita shalat ghaib ketika ada yang terkena musibah atau ada yang meninggal.
saya tidak menyangka itu akan menjadi pertemuan terakhir saya dengan alm. setelah jenazah dimandikan dan dishalati, saya dan Ina membantu sedikit mengepak baju-baju anak-anak alm. (Neng Gita, Wira, dan yang paling kecil tidak tahu namanya :) ) yang akan dibawa ke Garut. kata Pak Jajang, selaku wakil keluarga, alm. sedang tidak enak badan dan setelah shalat Maghrib alm. menunggu tukang pijat. dan tukang pijatnya dateng setelah Isya' baru ketika itu semua tahu kalau alm. sudah dipanggil Allah Swt.
semoga semua amal ibadahnya, segala kebaikannya diterima Allah Swt. Doa kami untukmu, guru. Al Fathihah